DPRK Desak Pemko Langsa Evaluasi Dinas Syariat Islam Usai Peringkat MTQ Turun Drastis

Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa, Burhansyah. Foto: (Google.com).
THE ATJEHNESE – Kekecewaan mendalam disampaikan Wakil Ketua I DPRK Langsa, Burhansyah, atas capaian Kota Langsa pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXXVIII yang digelar di Kabupaten Pidie Jaya. Penurunan peringkat yang cukup signifikan membuatnya mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Langsa melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Dinas Syariat Islam (DSI) sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pembinaan kafilah.
Saat ditemui Theatjehnese.com pada Kamis (13/11/2025), Burhansyah tidak menutupi rasa kecewanya. Ia menilai persiapan pelaksanaan MTQ kali ini jauh dari standar ideal, bahkan tampak lebih lemah dibandingkan dengan penyelenggaraan MTQ sebelumnya.
“Secara pribadi saya sangat kecewa dengan hasil yang diraih Kota Langsa. Persiapan kita tidak matang, dan itu terlihat jelas dari performa peserta di arena MTQ,” ujarnya.
Burhansyah menyoroti bahwa DSI seharusnya belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, banyak hal yang bisa dijadikan acuan untuk mematangkan persiapan, mulai dari pola pembinaan hingga manajemen training center (TC). Namun pada tahun ini, burhansyah menyebutkan bahwa Kota Langsa bahkan sama sekali tidak melaksanakan TC.
“Semua pihak tahu bahwa TC adalah kunci pembekalan peserta. Tapi kali ini, tidak ada satu pun TC dilakukan. Bagaimana mungkin peserta bisa bersaing kalau pembinaannya tidak terstruktur?” tegasnya.
Ia menambahkan, seharusnya persiapan tidak dilakukan secara mendadak. Burhansyah mencontohkan bahwa beberapa tahun lalu, official mulai bekerja minimal tiga sampai empat bulan sebelum keberangkatan. Namun kini, persiapan baru mulai terlihat sekitar 20 hari sebelum pelaksanaan MTQ.
“Jangan baru beberapa minggu sebelum berangkat semuanya dikerjakan. Ini bukan kegiatan biasa. Ini MTQ, membawa nama baik daerah dengan Al-Qur’an sebagai simbol kehormatan,” katanya.
Meski begitu, Burhansyah tetap memberikan apresiasi kepada peserta dan pelatih yang telah berjuang keras mewakili Kota Langsa. Ia menegaskan bahwa kritiknya bukan ditujukan kepada mereka, melainkan kepada pihak official dalam hal ini DSI yang dianggap gagal mempersiapkan teknis dan manajemen pelaksanaan.
Burhansyah mengakui bahwa tahun ini terdapat sejumlah penghematan anggaran dari pemerintah. Namun ia menilai pengurangan anggaran tidak bisa dijadikan alasan utama lemahnya persiapan. Menurutnya, yang paling penting adalah komitmen dan kesungguhan instansi terkait untuk menjaga kehormatan Kota Langsa di arena MTQ.
“Anggaran boleh saja terbatas, tetapi kesiapan mental, disiplin, koordinasi, dan manajemen itu yang lebih penting. Jangan jadikan anggaran sebagai alasan atas buruknya hasil yang kita dapatkan,” tegasnya.
Ia juga menyinggung bahwa MTQ bukan sekadar acara kompetisi keagamaan, melainkan bagian dari identitas Aceh sebagai Serambi Mekkah. Karena itu, ia meminta pemerintah kota memberikan perhatian serius terhadap penyelenggaraan MTQ berikutnya.
“MTQ ini adalah cermin identitas dan martabat kita sebagai daerah yang menjunjung nilai-nilai Al-Qur’an. Prestasi yang menurun seperti ini harus dijadikan alarm bagi Pemko Langsa,” ujar Burhansyah.
Burhansyah menutup pernyataannya dengan mendesak Pemko Langsa agar segera melakukan evaluasi menyeluruh, khususnya terhadap Dinas Syariat Islam, agar ke depan Kota Langsa dapat memperbaiki peringkat dan kembali meraih hasil membanggakan.
