Akses Aceh Tengah Terputus Total, Ribuan Warga Mengungsi Jalan Kaki, Jalur Vital Bener Meriah–Bireuen Lumpuh

0

Keramaian warga yang mulai pergi meninggalkan Kabupaten Aceh Tengah dalam beberapa hari terakhir pasca bencana Hidrometeorologi Aceh. (Foto: Dok.Warga)

THE ATJEHNESE – Arus besar warga yang meninggalkan wilayah tengah Provinsi Aceh makin terlihat mencolok dalam beberapa hari terakhir. Bukan hanya satu dua keluarga, melainkan ratusan warga yang terpaksa menempuh perjalanan berkilometer-kilometer dengan berjalan kaki, mendaki bukit, menuruni lereng curam, hingga merayap melewati jalur yang kini berubah menjadi dinding tanah longsor. Semua dilakukan demi satu tujuan: keluar dari kawasan yang secara praktis terisolasi akibat bencana yang menghancurkan akses utama menuju Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Di berbagai grup WhatsApp komunitas, video-video amatir mulai beredar luas. Warga yang berjalan rombongan merekam langkah mereka sambil bernapas terengah-engah, menempuh jalur darurat di pinggir jurang, sesekali berhenti ketika harus melompati rongga tanah yang amblas. Rekaman itu menggambarkan kepanikan yang nyata: persediaan makanan kian menipis, akses logistik macet total, dan harapan bertahan hidup menjadi alasan utama gelombang eksodus mendadak ini.

Sumber lapangan menyebutkan kekhawatiran warga memuncak sejak Rabu, 26 November 2025, saat banjir bandang dan longsor memutus jalan penghubung utama ke Aceh Tengah. Jalur selebar dua ruas yang biasanya dipadati kendaraan kini lenyap tersapu derasnya arus sungai. Pepohonan tumbang, tiang listrik roboh, dan badan jalan runtuh ke Lembah membentuk celah besar yang tak mungkin dilalui kendaraan.

Kesaksian visual datang dari Marlina Muzakir Manaf (Mualem), yang pada 3 Desember 2025 merekam video tubuh jalan yang rontok ke sungai di kawasan jalur menuju Bandara Rembele, Bener Meriah. “Baru satu jam sebelumnya kami melintas, tiba-tiba seluruh badan jalan hilang seakan disobek dari dalam,” tulisnya dalam unggahan video TikTok yang kemudian viral. Nadanya terdengar campuran antara terkejut dan cemas.

Kondisi semakin parah ketika jalur alternatif Aceh Utara – Bener Meriah – Aceh Tengah melalui Gunung Salak juga ikut terputus. Lubang menganga sedalam lebih dari lima meter membuat kendaraan sama sekali tidak bisa melintas. Situasi serupa terjadi di ruas Bireuen – Bener Meriah – Aceh Tengah, yang hancur berat di kawasan Enang-Enang. Sampai hari kesembilan bencana atau tujuh hari setelah status tanggap darurat Hidrometeorologi Aceh ditetapkan, belum ada satu pun akses darat berhasil dipulihkan.

Keterisolasian ini membuat warga memilih satu-satunya jalan: keluar dengan berjalan kaki, membawa anak-anak, berbekal tas seadanya, dan berharap menemukan wilayah yang masih memiliki pasokan bahan makanan. Beberapa warga mengaku telah berjalan hampir satu hari penuh sebelum mencapai titik aman. “Kami bukan mengungsi karena mau, kami terpaksa. Di sana tidak ada makanan lagi,” ujar salah satu warga yang ditemui di jalur perbukitan.

Kondisi ini memperlihatkan betapa rapuhnya infrastruktur konektivitas di wilayah tengah Aceh. Jalan yang selama ini menjadi nadi distribusi logistik seketika lumpuh, menyisakan ribuan warga dalam ketidakpastian.

Pemerintah daerah masih berupaya membuka jalur alternatif menggunakan alat berat, namun medan yang curam dan longsor susulan membuat pekerjaan berlangsung sangat lambat. Sementara itu, kebutuhan warga di lokasi bencana terus meningkat mulai dari bahan pangan, air bersih, hingga akses komunikasi yang saat ini hampir seluruhnya terputus.

Hingga laporan ini diturunkan, belum ada kepastian kapan akses Aceh Tengah–Bener Meriah bisa kembali berfungsi. Yang pasti, arus pengungsian menunjukkan bahwa situasi di daerah terdampak masih jauh dari kata aman.

Di tengah kondisi darurat ini, warga berharap pemerintah provinsi dan pusat segera mengambil langkah cepat dan terkoordinasi bukan hanya membuka jalan, tetapi memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar puluhan ribu jiwa yang kini terputus dari dunia luar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *